SPONTAN – Jemaah Masjid Kauman spontan iuran untuk diberikan pada Wahyudi sekeluarga agar bisa pulang ke Nganjuk, Jawa Timur. (didik) |
Wahyudi mengaku terlunta-lunta setelah hendak mengantarkan putrinya yang akan bekerja di luar negeri melalui Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) PT Cipta Abadi Subang, Jawa Barat. PJTKI itu membuka cabang di Nganjuk. Sebagai biaya administrasinya, Wahyudi mengaku sudah membayar sebesar Rp 3 juta. “Namun, ketika sampai di sana ternyata kantor PJTKI itu hanya akal-akalan saja.Padahal kami sudah habis-habisan mengumpulkan uang agar anak saya bisa berangkat,” terangnya.
Setelah kehabisan bekal, keluarga itupun terlunta-lunta beberapa hari hingga akhirnya sampai di Kota Pekalongan. Namun rupanya itu bukan akhir dari ‘derita’ mereka. Meski sudah mengantongi surat dari Dinas Sosial, Tenaga kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) setempat namun keinginan mereka agar bisa pulang ke Nganjuk tak semudah yang dibayangkan. “Saya sudah kesana kemari mencari bantuan dengan surat itu tapi hasilnya nihil. Hingga akhirnya surat pengantar itu saya sobek-sobek saking putus asanya,” ujarnya. Apalagi mereka justru dicurigai sebagai kelompok orang yang berniat menipu dengan menjual ‘kesengsaraan’.
Beruntung, saat melepas lelah di serambi Masjid Jami’ Kauman, sejumlah jamaah yang hendak sholat Shubuh terketuk hatinya. Salah seorang jamaah, Supriyadi SH lalu berinisiatif mengumpulkan uang dari jamaah untuk bekal pulang mereka. “Selain itu saya juga meminta bantuan kepala terminal agar mencarikan bus yang bisa membawa keluarga ini pulang, Alhamdullilah, akhirnya ada bus yang bersedia, ” tutur Supriyadi yang juga Kabag Humas Kota Pekalongan itu.
Terkait maraknya orang-orang yang berpura-pura terlantar untuk mendapatkan belas kasihan dari warga, Supriyadi berharap agar sesama umat berprasangka baik saja. “Jika niat kita baik untuk menolong sesama, Insya Allah akan dicatat sebagai amal baik,” tandasnya lagi. Selain itu ia juga menghimbau kepada warga jika bekerja di luar negeri agar teliti dan berhati-hati dalam memilih PJTKI.
Sementara itu, sejak pemerintah memberlakukan moratorium TKI, hingga saat ini Pemkot Pekalongan sudah mengirim 17 TKI sektor formal ke luar negeri. Sesuai data dari Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi menyebutkan, sejak awal tahun 2012 hingga bulan Maret ini sudah ada 17 orang TKI yang berangkat di luar negeri. Rincianya, 7 orang ke Malaysia, 5 orang ke Thailan serta 5 orang lainya ke Uni Emirat Arab.
Kepala bidang Penempatan Tenaga kerja Dinsosnakertrans Kota Pekalongan Mas Pujantoro mengatakan sejak awal tahun ini pihaknya baru memfasilitasi pembuatan 17 rekom paspor TKI yang seluruhnya adalah perempuan. Sementara untuk jumlah PJTKI selama tahun 2011 masih belum bertambah. Yakni tetep 11 perusahaan dan untuk memantaunya perkembangan PJTKI pihaknya akan melakukan pemanataun tiap tiga bulan sekali.(dik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar