Rabu, 11 April 2012

20 Tahun Lagi, Pekalongan Tenggelam


PEKALONGAN – Diprediksi, sebagian besar wilayah Kota Pekalongan bakal tenggelam oleh air rob dalam 20 tahun kedepan. Fenomena ini bisa terjadi jika tak ada penanganan serius dari Pemkot dan warga Kota Batik. Sebaba, ketinggian air rob terus bertambah setiap tahunnya. 
“Jika masalah rob tidak segera ditangani, diprediksi  dalam tempo 20 tahun ke depan, sebagian  wilayah Kota Pekalongan akan terendam rob. Sebab, dari pengamatan sejak tahun 2002 hingga sekarang perkembangan rob semakin tinggi,” terang pakar rob Universitas Islam Sultan Agung Semarang Profesor Doktor Slamet Imam Wahyudi disela penandatanganan MoU antara Pemkot Pekalongan dan Unisula terkait penanganan rob di ruang sidang atas Pemkot, kemarin.
Saat ini saja, ada ratusan lahan pertanian dan areal tambak  yang mubadzir karena rob. Bahkan, di wilayah Pekalongan Utara sudah menjadi langganan rob.  Selain itu, ketinggian rob terus bertambah. Sehingga banyak fasilitas publik seperti sekolahan dan kantor penerintahan yang kerap terendam rob.
Prof Slamet Imam Wahyudi menyampaikan bahwa untuk mengatasi masalah rob di Kota Pekalongan perlu membangunan sub system drainase dan tiap-tiap system drainase di bangun wilayah yang dekat pantai. “Termasuk dalam pemeriharaanya melibat dua pemerintahan, Pemkot dan Pemkab  Pekalongan,” tutur Prof Slamet.
Setidaknya, Pemkot perlu membangun 5 polder untuk mengatasi rob  di wilayah Pekalongan. Selain itu, pemerintah perlu melakukan perbaikan jaringan drainase,  membuat penampungan air  rob serta membuat pompa untuk memompakan air laut.
Memang, Pemkot Pekalongan menggandeng Unisula Semarang untuk mengatasi masalah rob yang selama ini merepotkan  warga Kota Batik. Sebagai langkah awal, Walkot Pekalongan dr HM Basyir Ahmad menekan Memori Of Understanding (MoU) dengan Universitas Sultan Agung (Unisula) Semarang. Acara itu juga disaksikan rombongan dari City Mohamed Bin Abdullah University, Fest, Maroko,  di ruang sidang atas, kemarin.
“Saya mengharapkan adanya masukan dari para pakar,  yang bisa segera dipraktekan  untuk bisa mengurangi dampak rob,” terang Walkot.

Selain itu, Walkot juga meminta dibuat MoU dengan Unisula tentang pengembangan Kota Pekalongan. Sedangkan Wakil Rektor Unisula, DR Widianto mengucapkan kerjasama ini pada prinsipnya bukan merupakan kepentingan Pemkot Pekalongan saja. Namun juga demi pengembangan Unisula dan implementasi Tri Dharma Perguruan tinggi.  Sedangkan dengan para tamu dari Maroko, dr  Basyir mengharapkan bisa dijalin kerjasama perdagangan terutama dalam hal batik dan tekstil.
“Produksi batik Kota Pekalongan itu sudah 60 persen dari total batik di Indonesia. Bisa dikatakan Pekalongan merupakan pusatnya batik Indonesia,” tukas Basyir. (dik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar