Rabu, 11 April 2012

Ratusan Petugas Diterjunkan


PEKALONGAN   Mengantisipasi praktik pencaloan dalam pelaksanaan ujian tertulis CPNS pada Minggu (12/12) pagi ini, ratusan petugas pengawas ruang memperketat pengawasan. Termasuk dengan pengecekan surat undangan mengikuti ujian dan kartu tanda penduduk (KTP asli).
"Nanti, para pengawas harus mencermati setiap peserta ujian dan bukti kartu undangan dan KTP asli," ucap  Kepala Kantor Kepegawaian Daerah (KKD) Kota Pekalongan Agust Marhaendayana saat acara Pengarahan Pengawas dan Koordinator Ujian Tertulis Pengadaan CPNS tahun 2010 di ruang sidang lantai dua setda, Kemarin.
Jika terdapat perbedaan wajah antara peserta ujian dan foto pada tanda bukti serta KTP, lanjut dia, pengawas bisa mencocokkan wajah peserta secara lebih detail.
"Kalau diragukan, bisa dicocokkan wajahnya dengan  foto yang ada di KTP dan bukti undangan ujian," imbuhnya.
Hal ini untuk menghidari kemungkinan terjadinya praktik percaloan. Apalagi, Walikota sudah berkali kali mengingatkan agar jangan sampai ada PNS terlibat percaloan. Pelaksanaan ujian seleksi ini diawasi 272 pengawas ruang. Mereka terdiri dari para  guru sekolah yang ditempati,  pengawas dari Pemkot Pekalongan dan pengawas dari pemprop Jateng. Mereka bertugas mengawasi pelaksanaan ujian CPNS di 136 ruang yang tersebar di 9 sekolahan. Tiap ruangan sedikitnya ada 2 petugas. Adapun lokasi tes di  SMKN 1, SMKN 2, SMP 8 dan SMK  Gatra Praja yang tergabung dalam blok A. Selain itu juga SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMAN 3 dan SMP Pius yang tergabung dalam blok B.
Sementara jumlah peserta CPNS sebanyak 2.640 peserta. Sebenarnya, terdapat 2.948 berkas yang diterima KKD Kota pekalongan. Namun, yang memenuhi syarat hanya 2.640. Sedangkan 308 berkas tak memenuhi syarat.
“Bagi peserta yang terlambat datang 15 menit saja, dianggap gugur. Peserta harus masuk ruangan pukul 07.30, untuk mendapat penjelasan tata tertib tes. Lalu mulai mengerjakan pukul 08.00,” beber Agust. 
Mengingat waktu ujian berlangsung hingga jam 14.00, di masing-masing sekolah juga sudah  disiapkan satu tenaga medis. Bahkan untuk setiap blok juga disiapkan seorang dokter, perawat dan satu unit mobil ambulans.(dik)

20 Tahun Lagi, Pekalongan Tenggelam


PEKALONGAN – Diprediksi, sebagian besar wilayah Kota Pekalongan bakal tenggelam oleh air rob dalam 20 tahun kedepan. Fenomena ini bisa terjadi jika tak ada penanganan serius dari Pemkot dan warga Kota Batik. Sebaba, ketinggian air rob terus bertambah setiap tahunnya. 
“Jika masalah rob tidak segera ditangani, diprediksi  dalam tempo 20 tahun ke depan, sebagian  wilayah Kota Pekalongan akan terendam rob. Sebab, dari pengamatan sejak tahun 2002 hingga sekarang perkembangan rob semakin tinggi,” terang pakar rob Universitas Islam Sultan Agung Semarang Profesor Doktor Slamet Imam Wahyudi disela penandatanganan MoU antara Pemkot Pekalongan dan Unisula terkait penanganan rob di ruang sidang atas Pemkot, kemarin.
Saat ini saja, ada ratusan lahan pertanian dan areal tambak  yang mubadzir karena rob. Bahkan, di wilayah Pekalongan Utara sudah menjadi langganan rob.  Selain itu, ketinggian rob terus bertambah. Sehingga banyak fasilitas publik seperti sekolahan dan kantor penerintahan yang kerap terendam rob.
Prof Slamet Imam Wahyudi menyampaikan bahwa untuk mengatasi masalah rob di Kota Pekalongan perlu membangunan sub system drainase dan tiap-tiap system drainase di bangun wilayah yang dekat pantai. “Termasuk dalam pemeriharaanya melibat dua pemerintahan, Pemkot dan Pemkab  Pekalongan,” tutur Prof Slamet.
Setidaknya, Pemkot perlu membangun 5 polder untuk mengatasi rob  di wilayah Pekalongan. Selain itu, pemerintah perlu melakukan perbaikan jaringan drainase,  membuat penampungan air  rob serta membuat pompa untuk memompakan air laut.
Memang, Pemkot Pekalongan menggandeng Unisula Semarang untuk mengatasi masalah rob yang selama ini merepotkan  warga Kota Batik. Sebagai langkah awal, Walkot Pekalongan dr HM Basyir Ahmad menekan Memori Of Understanding (MoU) dengan Universitas Sultan Agung (Unisula) Semarang. Acara itu juga disaksikan rombongan dari City Mohamed Bin Abdullah University, Fest, Maroko,  di ruang sidang atas, kemarin.
“Saya mengharapkan adanya masukan dari para pakar,  yang bisa segera dipraktekan  untuk bisa mengurangi dampak rob,” terang Walkot.

Selain itu, Walkot juga meminta dibuat MoU dengan Unisula tentang pengembangan Kota Pekalongan. Sedangkan Wakil Rektor Unisula, DR Widianto mengucapkan kerjasama ini pada prinsipnya bukan merupakan kepentingan Pemkot Pekalongan saja. Namun juga demi pengembangan Unisula dan implementasi Tri Dharma Perguruan tinggi.  Sedangkan dengan para tamu dari Maroko, dr  Basyir mengharapkan bisa dijalin kerjasama perdagangan terutama dalam hal batik dan tekstil.
“Produksi batik Kota Pekalongan itu sudah 60 persen dari total batik di Indonesia. Bisa dikatakan Pekalongan merupakan pusatnya batik Indonesia,” tukas Basyir. (dik)

Berita Foto

Mobil plat merah G 9574 AA dan G 9565 BA digunakan untuk mengangkut rombongan salah satu Parpol menuju Sendangsari Batang......