Jumat, 13 April 2012

CAFÉ GSP TANTANG PELANGGAN

Kajen - Bagi anda penggemar jajanan atau makanan dan minuman segar, barangkali harus mencoba makanan dan minuman yang disajikan oleh Cafe GSP yang berlokasi di Desa Coprayan Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan ini.
Lokasinya yang asri berada di tengah perkampungan yang damai, dengan disain interior yang baik, cukup membawa suasana nyaman untuk bersantai sambil menikmati musik karaoke.
Adalah Kartika Wulan alias Vikoh (28), seorang pemilik Cafe GSP yang ingin mencoba menantang para penggemar makanan dan minuman, dengan menyajikan harga yang relatif terjangkau oleh semua kalangan, baik kalangan bawah maupun menengah keatas. 
”Semua makanan dan minuman yang saya sajikan sengaja dengan tarif yang cukup terjangkau, karena pelanggan disini tidak hanya kawula muda atau ABG saja, akan tetapi berbagai kalangan juga sempat mampir di cafe sini”, tutur Vikoh panggilan akrabnya.
Berangkat dari usaha warung yang sudah ditekuninya beberapa tahun lalu, kini dirinya mencoba melebarkan sayap dengan membuka cafe yang saat ini belum sempurna dan masih dalam taraf penyempurnaan.
”Saya mencoba membuka cafe, baru sekitar dua bulan yang lalu, karena sebelumnya hanya warung makan biasa, yang belum bisa ”memanjakan” konsumen. Dan sekarang bangunan cafe sudah saya tempati namun masih belum sempurna sehingga masih harus dibenahi disana sini”, terang Vikoh yang sudah dua tahun lalu menjomblo karena ditinggal suaminya.
Baginya, hidup tanpa suami juga harus dilakoni dengan penuh semangat, kerja yang tekun dan kemauan yang tinggi, karena saat ini, dirinya harus berjuang guna menghidupi anak-anaknya.  
”Saya menjalani hidup sendiri dengan penuh harapan dan semangat kerja yang tinggi, terbukti sejak saya buka warung dengan modal hanya 200 ribu rupiah dan sekarang saya berhasil membuka cafe ini. Mudah-mudahan dengan saya mengembangkan cafe, akan bertambah langganan saya, yang tentunya akan menambah penghasilan”, tutur Vikhoh.
Menurut Vikoh, Nama Cafe GSP sengaja dipilihnya karena diambilkan dari nama-nama anaknya. ”GSP adalah nama anak-anak saya yaitu Gita, Syahdan dan Putri. Mudah-mudahan dengan menamakan anak-anak saya akan dapat menambah rejeki dan banyak yang berlangganan” harap Vikhoh.
Menu yang disajikan Cafe GSP diantaranya adalah ayam goreng,  ayam bakar, sop buntut, sop Karwilan, sayur asem, soto babat, soto KTL, soto ayam, soto tahu, soto tempe serta beberapa minuman, berupa es Juice seperti jus apel, jus tomat ,jus wortel, jus sirsak, jus apukat, jahe susu, STMJ dan lain-lain.
”Harga makanan dan minuman yang saya sajikan insya Allah terjangkau dan memuaskan pelanggan, karena disamping pelanggan menikmati makanan dan minuman, kami ingin memanjakan pelanggan dengan menyediakan music karaoke dengan ruangan yang nyaman”, tantangnya. (AR/3) 

ABU AYYAS TOLAK PEMBUBARAN FPI


Pekalongan - Gelombang desakan untuk membubarkan Front Pembela Islam (FPI) semakin hari semakin gencar, yang datangnya dari berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas).
Seperti di Kota dan Kabupaten Pekalongan, berbagai elemen masyarakat seperti Garda Bangsa, GP Anshor, PMII, Pagar Nusa, Banser, Baurekso, KMKB sebagai wadah masyarakat, sepakat mendesak aparat keamanan untuk segera membubarkan FPI, karena dinilai, tindakannya selama ini telah menodai perjuangan Islam, seperti halnya kekerasan yang terjadi pada insiden Monas tanggal 1 Juni yang lalu.
Ketua KMKB Pekalongan, M. Zakaria mengatakan, bahwa selama  ini FPI melakukan tindakan kekerasan dalam menghadapi permasalahan umat. ”Selama ini FPI melakukan tindakan kekerasan dengan mengatasnamakan Islam, karena sebenarnya Islam bukan hanya milik FPI, akan tetapi sebagai agama yang membawa kedamaian dan sebagai agama pembawa rahmat bagi alam semesta. Untuk itu, kami mendesak kepada aparat keamanan untuk dapat menindak tegas, bila ada organisasi yang mengatasnamakan Islam, apapun nama organisasinya, yang melanggar koridor hukum”, terang Zakaria.
Menurutnya, ajaran agama manapun tidak mengajarkan kekerasan, apalagi Islam adalah agama pembawa perdamaian dan pemberi rahmat bagi umat sedunia. ”Jadi yang namanya amar ma’ruf nahi munkar bukan identik dengan kekerasan. Sebagai umat Islam mestinya dapat melindungi umat yang lainnya dan harus dapat memberikan rasa aman, jangan malah sebaliknya memberi rasa takut yang nantinya berdampak pada masalah ekonomi dan sebagainya. Untuk itu diharapkan kepada aparat keamanan untuk segera membubarkan FPI”, tegas Zakaria. 
Sementara itu, Ketua DPW FPI Pekalongan, Abu Ayyas menanggapi adanya desakan beberapa elemen masyarakat untuk segera membubarkan diri mengatakan, bahwa FPI adalah milik umat. ”Jadi yang berhak membubarkan FPI adalah umat. Lagi pula, apa alasanya mengapa FPI harus dibubarkan ?, Kalau alasannya kekerasan yang dilakukan FPI, sebenarnya semua pihak punya potensi untuk melakukan kekerasan. Ini tidak adil”, tegas Abu Ayyas ketika dihubungi beberapa waktu lalu.
Dikatakan Ayyas, bahwa didalam Islam mempunyai sistem nilai  yang tentunya  dilengkapi dengan sistem pertahanan untuk melindungi  diri dan mengawal misi yang harus diemban. ”Jangankan agama  Islam, institusi seperti kepolisian atau militer sebagai institusi hankam tentunya dilengkapi dengan perangkat kekerasan dan kapan kekerasan tidak boleh digunakan, karena ibarat sebuah terapi, seorang dokter mempunyai dua terapy dalam menghadapi penyakit pasien yang tergantung dari jenis penyakitnya. Bagi penyakit yang cukup disembuhkan dengan obat-obatan, maka akan dilakukan terapy konvensional atau moderat, sebaliknya bagi penyakit yang sudah kronis, maka akan dilakukan dengan terapy bedah, operasi atau bahkan diamputasi atau dengan kata lain terapy radikal”, terangnya.
Lebih jauh dikatakan, bahwa orang yang mengatakan Islam anti kekerasan berarti tidak memahami karakter syariat Islam, tetapi yang benar adalah Islam mengelola kekerasan. ”Artinya tidak semua permasalahan umat bisa diselesaikan dengan da’wah bil ma’ruf, akan tetapi adakalanya juga ’nahi anil mungkar’ yang beresiko kekerasan dan kekerasan semacam ini yang dibolehkan dalam Islam selama syarat rukunnya terpenuhi, seperti dalam jihad dengan konsekwensinya membunuh atau dibunuh, KILL OR TO BE KILL”, tegasnya.
Dijelaskan bahwa, pemahaman seperti diatas jarang tersampaikan dengan baik kepada umat. Umat banyak memahami Islam secara parsial bahkan sebagiannya lagi menyimpang seperti Ahmadiyah. ”Dalam kondisi tatanan umat semacam ini wajar jika kemudian syariat Islam ditolak umat sendiri, poligami dihujat, nahi munkar diprotes, lokalisasi dan perjudian dimana-mana. Aparat saja tidak sanggup untuk menuntaskan masalah ini, bahkan ada oknum yang inklud didalamnya. Disinilah peran masyarakat untuk melakukan bela Negara untuk menegakkan hukum termasuk didalamnya FPI”, pungkas Abu Ayyas. (AR/3)

Ribuan Buruh Belum Berserikat


PEKALONGAN - Pekerja Nasional Cabang Kota Pekalongan menyatakan dari sekitar 23 ribu buruh di Kota Pekalongan, baru sekitar 5 ribuan buruh saja yang sudah tergabung dalam serikat pekerja. Hal tersebut terjadi akibat kurangnya sosialisasi tentang pentingnya membentuk organisasi perburuhan dan mereka tidak merasa nyaman ketika
akan membentuk serikat pekerja. “Para buruh di sejumlah perusahaan tidak bisa berserikat karena masih adanya intimidasi dari perusahaan serta kurangnya perlindungan dari pemerintah,” ucap Wakil Ketua DPC SPN,  Damirin kemarin.

Saat ini jumlah keanggotaan buruh di DPC SPN Kota Pekalongan tersebar dalam 18 pengurus serikat tingkat perusahaan. Masih ada ribuan buruh yang masih belum dapat dilibatkan dalam serikat, diantaranya dua ribu buruh kontrak di 18 perusahaan di mana SPN aktif mengorganisir. Secara umum buruh kontrak di Pekalongan mencapai 6 ribuan orang. Sementara ini di Pekalongan,  serikat yang masuk dalam Dewan Pengupahan Daerah ialah SPN dan SPSI.

 “Lewat serikat pekerja, kita bisa memperjuangkan upah pokok dan Jamsostek,  hak cuti, upah lembur, libur hari raya  dan lainya. Prinsipnya agar  buruh tidak dieksploitasi hanya untuk keuntungan besar bagi pengusaha,” jelas Damirin. Damirin menambahkan sebenarnya keberadaan serikat buruh ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan produkstivitas kerja para buruh. Hal ini jika ada komunikasi yang baik antara perusahaan dan buruh. (dik)

Curi DVD Milik Majikan

PEKALONGAN – Berdalih  terdesak kebutuh ekonomi, Mustofa warga Kelurahan Yosorejo Kecamatan Pekalongan Selatan terpaksa harus meringkuk di sel tahanan Polres
Pekalongan Kota karena terbukti mencuri 5 unit DVD milik majikannya. “Dalam aksinya Mustofa berpura-pura mengantar barang ke salah seorang pembeli melaui jasa seorang tukang becak. Namun, ternyata barang-barang yang di kirim tidak sampai kepada pemesan,” ucap  Juru Bicara Kepolisian Resort Pekalongan Kota AKP Purwanto kemarin.

Purwanto menjelaskan tersangka Mustofa mengaku barang-barang berupa DVD tersebut telah ia jual ke orang lain dan uangnya dipergunakan untuk kebutuhan keluarganya. Purwanto mengungkapkan pemilik toko elektronik yang bernama Farida warga jalan Merdeka Kota Pekalongan yang merasa kehilangan barang  kemudian melaporkan perbuatan Mustofa ke polisi. Polisi kemudian menangkap Mustofa berserta barang bukti 5 unit DVD. Saat ini Mustofa masih di periksa penyidik Polres setempat dan terancam Hukuman sesuai  pasal 365 KUHP.(dik)

Harga Sembako Turun

BATANG – Ditengah rencana pemerintah yang akan menaikan harga BBM pada bulan April mendatang,  harga sembako dan sayuran di Kabupaten Batang dan  Kota Pekalongan justru turun. Diduga, fenomena ini karena masa panen yang melimpah. “Sejumlah komoditas mengalami penurunan harga sepekan ini. Misalnya beras, telur, cabai merah kriting maupun biasa, bawang merah dan bawang putih,” ucap Kepala Seksi Pengawasan Pengadaan dan Penyaluran Disperindagkop dan UMKM Setempat Sri Musri Andariyatmini kemarin.

Menurut pemilik Toko Kita yang menjual aneka sembako, Intan Pramadani, harga cabai merah biasa yang sebelumnya Rp 14 ribu kini telah turun Rp 2 ribu sehingga per kilo nya hanya 12 ribu rupiah. Beras dari Rp 8.500 menjadi Rp 8000. Telur seblumnya Rp 16 ribu per kilogram, kini hanya Rp 15 ribu.  Sedangkan cabai merah keriting yang sebelumnya 12 ribu, kini harganya sekitar 10 ribu rupiah saja perkilonya. Selain itu harga bawang merah dan bawang putih juga mengalami penuruanan. (dik)

Targetkan 1000 Kantung Darah

PEKALONGAN - Palang Merah Indonesia atau PMI Kota Pekalongan menargetkan sebanyak 1000 kantung darah setiap bulannya dari berbagai golongan darah untuk memenuhi kebutuhan darah selama tahun 2012. “Kalau pada tahun 2011 lalu, target perolehan darah antara 500 hingga 750 kantung darah bisa terpenuhi. Maka  tahun ini jumlahnya target menjadi sekitar 900 hingga 1000 kantung darah,” ucap Petugas Pencari Donor Darah PMI Setempat Ali Imron kemarin.

Ali Imron menjelaskan untuk memenuhi target tersebut, pihaknya rutin melakukan kegiatan donor darah massal diberbagai tempat supaya bisa memenuhi target sekitar 30 sampai 35 kantung darah setiap harinya. Dalam minggu ini,  kegiatan donor darah massal oleh PMI akan dilakukan diberbagai tempat seperti di Pondok Pesantren Syafi’I Akrom Buaran, SMK Negeri 3, Hypermart serta di Dupan Mall Pekalongan.

Sedangkan Kadinkes Pekalongan dr Dwi Heri Wibawa menilai kesadaran warga Kota Batik untuk berdonor darah semakin tinggi. Sebab, warga Pekalongan menganggap berdonor darah merupakan bagian dari ibadah. Sementara bagi yang membutuhkan darah dari PMI Pekalongan tak perlu khawatir dengan kualitas darah. Sebab, setiap darah yang masuk ke PMI harus melalui seleksi atau uji laboratorium. Dari hasil uji tersebut, akan diketahui darah yang mengandung kuman penyakit. Misalnya,  penyakit hepatitis, Megalovirus, CDRL, dan lain-lain. Makanya,  sebelum melakukan donor darah, masyarakat yang ingin menyumbangkan darahnya terlebih dahulu diperiksa kesehatannya oleh petugas. Setelah darah diambil, juga diperiksa lagi di laboratorium. (dik)

Andi Rudi Heriyanto

Ingatkan Penguasa dan Pengusaha

Go Green kembali menegaskan sikapnya yang mendukung pembangunan atau modernisasi. Termasuk pembangunan PLTU di Kabupaten Batang. Namun, pembangunan tak boleh menabrak aturan dan merugikan masyarakat. “Kami hanya mencoba mengingatkan Bupati Batang selaku penguasa agar taat aturan, professional dan proporsional dalam mengambil kebijakan. Apalagi, terkait pembangunan PLTU yang berdampak besar. Begitu juga dengan perusahaan asing maupun perusahaan lokal yang tergabung dalam PT Bhimasena selaku pengusaha, agar mengikuti aturan NKRI serta Perda yang ada,“ ungkap Ketua Go Green Batang, Ir Andi Rudy Herianto.
Alumni Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta ini menjelaskan, Go Green juga sudah melakukan kajian soal rencana proyek PLTU di Kawasan Ujungnegoro atau  Desa Karanggeneng. Kesimpulan Go Green, proyek PLTU dilokasi Desa Karanggeneng jelas menabrak berbagai aturan. “Disitu kepentingan bisnis kelistrikan maupun kepentingan politik tak boleh menginjak injak aturan. Kalau argumentasi kami dari Go Green dianggap keliru, tentunya Pemprop Jateng tidak akan membentuk tim pengkaji lokasi PLTU di Kawasan Ujung Negoro,” imbuh Ketua Forum Komunikasi Kesehatan Kelurahan Kauman Batang ini.
Makanya, suami dari Ny Pratiwi Suhargono ini berharap agar Bupati Batang dan PT Bhimasena agar lebih membuka diri dan menyampaikan informasi yang sebenar benarnya kepada warga Ujungnegoro. Termasuk soal regulasi yang harus dipatuhi  dan dampak PLTU. Sehingga soal PLTU bisa terang benderang dan bisa disikapi dengan bijaksana oleh semua pihak. (dik)

Gelar Popda, Janjikan Bonus

BUKA POPDA – Bupati membuka Popda di GOR M Sarengat. (didik)
BATANG – Pemkab Batang bakal memberikan bonus bagi atlit atlitnya yang berprestasi dalam ajang pekan olah raga daerah (Popda). Sehingga, Popda bukan sekedar kegiatan rutinitas tahunan saja. Tapi bias dimanfaatkan untuk mencari dan membina bibit – bibit atlit  berprestasi di tingkat kabupaten. “Makanya pembina atlit harus lebih bertanggung jawab dengan memberikan perhatian secara khusus kepada atlit berprestasi, serta berikan apresiasi dan bonus,” ucap Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo dalam pembukaan Popda Kabupaten Batang yang diikuti ratusan pelajar  di GOR M Sarengat  pada Selasa (6/3).

Bupati juga menitipkan kepada panita penyelenggara dan wasit untuk bertindak secara adil dalam penilaian dan fair dalam pertandingan. Para atlit  juga harus menjunjung tinggi sportifitas. Sedangkan Kadisdikpora, H Sabinao Suwondo dalam laporanya menjelaskan bahwa kegiatan Popda bertujuan mempererat tali  silaturahmi dan  membentuk rasa persatuan dan kesatuan melalu olah raga., memberikan pembinaan dan pembibitan kepada atlit dan sebagai ajang aplikasi dan kreatifitas dalam olah raga. “Untuk atlit yang menjadi juara akan mewakilai Kabupaten Batang untuk bertanding di tingkat Karsidenan Pekalongan dan selanjutnya bertanding di jenjang lebih tinggi lagi,” imbuh Sabino. Adapun peserta Popda berasal dari Siswa SD, MI, SMP, MTS, SMA, SMK dan MA se Kabupaten Batang. Adapun cabang olah raga yang di lombakan antara lain cabang olahraga, atletik, bulutangkis, tenis meja, sepak bola, takrow, voly, Bridge, Catur, tekwondo, karate, pencak silat dan renang.  (dik)

Dijambret, Ratusan Juta Amblas

PEKALONGAN – Apes dialami Yasir Arafat, pengusaha konfeksi warga Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan itu menjadi korban penjambretan yang dilakukan oleh dua orang tak dikenal yang mengunakan sepeda motor, di jalan pinggiran Kali Setu Jenggot, Kemarin. Akibatnya kejadian ini, uang tunai Rp 70 juta serta 3 lembar cek senilai ratusan juta rupiah milik Yasir Arafat amblas digondol  oleh penjambret.

Kapolres Pekalongan Kota AKBP Dhani Hernando mengatakan, berdasarkan keterangan dari korban, pelaku penjambretan menggunakan dua sepeda motor. Dalam aksinya, kedua pelaku awalnya memepet korban yang tengah melintas di jalan dekat kali Setu di sebelah selatan Puskesmas Jenggot. Kemudian salah seorang pelaku memukul korban sedangkan pelaku lainnya berupaya merampask tas milik korban. Polisi cukup kesulitan mengungkap identitas pelaku, karena minimnya saksi yang melihat kejadian. Maklum, lokasi itu memang dikenal sepi.   Meskipun demikian polisi masih terus berupaya mengungkap kasus penjambretan ini.

Sementara, sehari sebelumnya, sebuah mobil Suzuki Carry milik Ricky Khuliadin warga Jalan Irian Kelurahan Sapuro, Kecamatan Pekalongan Barat hilang dicuri saat di parkir di halaman rumahnya kemarin petang. Kejadian ini diketahui pertama kali oleh korban pada pagi harinya ketika hendak memanasi mesin mobil. Lalu korban melapor kejadian ini ke polisi. Juru Bicara Kepolisian Polres Pekalongan Kota AKP Purwanto  mengatakan, pencurian diduga dilakukan saat korban tengah terlelap tidur. Pencuri masuk ke halaman rumah dengan cara merusak pintu. Purwanto menjelaskan polisi sudah melakukan olah di tempat kejadian perkara dan dari hasil olah TKP, polisi belum menemukan identitas pelaku dan masih berusaha mengusut kasus ini. (dik)

Penderita TBC Melonjak

PEKALONGAN – Jumlah penderita TBC positif di Kota Pekalongan selama tahun 2011 meningkat hingga mencapai 396 orang. Padahal, sebelumnya jumlah penderita TBC selama tahun 2010 hanya 320 orang atau bertambah 76 orang. Dari jumlah tersebut, di tahun 2011 ditemukan 5 penderita TBC yang meninggal dunia, sedangkan tahun 2010 hanya ada seorang penderita yang meninggal dunia dan sebagian besar penderita sudah berusia lanjut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan dokter Dwi Heri Wibawa  mengatakan, dari laporan yang diterima Dinas Kesehatan menyebutkan penderita baru TBC rata-rata masih berusia produktif antara 23 hingga 34 tahun. Dokter Hery menjelaskan jumlah daerah penderita terbanyak selama tahun 2011 lalu adalah dari wilayah Kelurahan Kradenan serta Kelurahan Jenggot. “Penyakit TBC bisa menular melalui bakteri atau kuman yang berasal dari percikan air liur dari penderita,” jelas Dokter Heri. Saat ini Dinkes terus melakukan  pencegahan dengan  memberikan imunisasi BCG pada bayi sehat serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya. (dik)

Emas Turun, Koin Dinar Naik

PEKALONGAN – Ada yang naik, ada pula yang turun. Seiring dengan turunnya harga emas dunia belakangan ini, justru  membuat penjualan koin dinar emas di Kota Pekalongan semakin meningkat. Jika sebelumnya investasi koin dinar kurang diminati, namun saat ini banyak warga yang  antusias membeli koin negara Arab itu. “Turunnya harga emas memicu penjualan koin dinar. Saat ini penjualan koin dinar meningkat mencapai 200 persen, jika di banding tahun sebelumnya,” jelas Marketing Gerai Dinar Lutfia Hasina kemarin.

Hasina menjelaskan harga koin dinar berada pada kisaran Rp 2,2 juta hingga Rp 2,3 jut. Sebelumnya, harga koin dinar ini sempat mengalami penurunan sebesar 0.49 persen jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Hasina menuturkan faktor – faktor yang mempengaruhi turunnya harga koin dinar diantaranya karena penguatan nilai dolar serta pengaruh beberapa isu yang saat ini berkembang di tanah air seperti rencana kenaikan harga BBM dan TDL. Diperkirakan, jika harga emas terus menurun, maka nilai tukar koin dinar bakal makin menguat. (dik)

Atasi Pemecatan, Bentuk Tim Bersama

PEKALONGAN – Setelah digeruduk ribuan buruh, akhirnya DPRD Kota Pekalongan membentuk tim kecil untuk mengatasi permasalahan PHK terhadap 5 orang karyawan Perusahaan Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE)  PT.Karya Niaga Mas. Tim kecil itu terdiri dari anggota DPRD Komisi C, Dinsonakertrans, pihak Serikat Pekerja Nasional dan pimpinan perusahaan.

Tim ini akan bekerja hingga akhir bulan Maret ini dan diharapkan bisa memberikan solusi terbaik bagi kedua belah pihak. “Tim dibentuk setelah pihak serikat pekerja membongkar tenda keprihatinan di halaman  PT.KNM. Sekarang perusahaan bisa beropeasional kembali,” ucap Ketua DPRD Bowo Leksono, kemarin.

Sementara itu wakil Ketua DPC SPN,  Damirin mengungkapkan pihaknya sepakat akan mengakhiri tenda keprihatinan yang digelar di PT KNM selama 8 hari. Namun, jika tim gagal mencarikan solusi, maka para pekerja akan melakukan mogok kerja secara massal.  Sebelumnya, selain menggelar aksi ujuk rasa turun kejalan pantura yang melibatkan ribuan pekerja,   SPN juga membuat aksi tenda keprihatinan di PT.KNM di Jalan Patimura Gamer Pekalongan Timur. “Sementara kita tunggu  kinerja tim kecil yang dibentuk DPRD untuk mengatasi perselisihan hubungan industrial ini,” jelas Damirin. (dik)

2 Program Jadi Best Practices

PEKALONGAN - Inovasi pembangunan Pemkot Pekalongan kembali mendapat pengakuan dan penghargaan secara nasional. Kali ini,  datang dari APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) yang menempatkan  2 Inovasi pembangunan Kota Pekalongan sebagai bagian dari 9 Inovasi Pembangunan Daerah yang terpiliih sebagai Best Practices APEKSI Tahun 2011.
Dua Inovasi pembangunan tersebut adalah Inovasi Penguatan Ekonomi Berbasis Potensi Lokal melalui Inisiatif Pengembangan Kampung Wisata Batik Kauman dan Pesindon, dan Inovasi terkait dengan upaya pemberdayaan perempuan melalui program UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera). Sembilan Inovasi yang ditetapkan sebagai Best Practices Pembangunan Daerah tersebut berasal 6 Daerah se Indonesia, yaitu Kota Pekalongan, Kota Blitar; Kota Tarakan; Kota Surakarta; Kota Magelang, dan Kota Banda Aceh. Selanjutnya 9 Best Practices telah didokumentasikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia dalam buku 'Best Practices Kota-Kota APEKSI Jilid VII” yang pada Rabu,(7/3) dilaunching dalam sebuah seminar di Kantor Apeksi, Aston Hotel, Taman Rasuna, Jakarta.
“Berbagai inisiatif secara simultan, terpadu dan berkelanjutan kita lakukan untuk mendorong perekonomian lokal berbasis potensi batik. Misalnya,  pembangunan telecenter, penataan kawasan, penguatan kelembagaan sadar wisata, dan pengelolaan limbah batik melalui pembangunan IPAL,” urai Basyir Ahmad di hadapan peserta seminar Lounching buku itu.
 Tiga daerah, yakni Kota Pekalongan, Banda Aceh dan Surakarta menjadi narasumber. Walikota Pekalongan, dr. H.M. Basyir Ahmad juga membeberkan  bahwa inisiatif pengembangan kampung wisata batik merupakan bagian integral dari strategi penguatan ekonomi berbasis potensi lokal, dengan mengoptimalkan pemanfaatan Iptek, teruatama TIK, potensi budayan tradisi batik pekalongan dan mendorong daya dukung dan kelestarian lingkungan. Jadi,  kunci best practices di Kota Pekalongan adalah adanya keterlibatan masyarakat dalam inisiasi program, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaannya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Apeksi, DR. Sarimun Hadisaputra dalam paparannya menjelaskan bahwa pemilihan dan penetapan Best Practices Apeksi dilakukan secara bertahap dengan dengan metodologi dan kriteria yang terukur, antara aspek inisiatif dan keunikan, daya keberlanjutan,  memberi kontribusi bagi  kehidupan masyarakat, telah berjalan minimal 2 tahun, dan yang terakhir transferability atau bisa ditransfer ke daerah lain. “Setelah melakukan survey, penelitian dan verifikasi atas berbagai usulan, tim Apeksi akhirnya memilih 9 Inovasi pembangunan sebagai Best Practices Apeksi 2011. Lalu  kita  dilaunching secara resmi,” ujar DR. Sarimun.
Sedangkan nara sumber lain, Wakil Walikota Banda Aceh memaparkan best practices terkait dengan upaya pemberdayaan perempuan di Banda Aceh melalui penyelenggaraan Musyawarah Rencana Aksi Perempuanm yakni pengembangan Musrenbang Berperspektif Gender (dik)

Tertipu Calo, Sekeluarga Terlantar

SPONTAN – Jemaah Masjid Kauman spontan iuran untuk diberikan pada Wahyudi sekeluarga agar bisa pulang ke Nganjuk, Jawa Timur. (didik)
PEKALONGAN – Gara gara tertipu calo tenaga kerja, 9 orang dari satu keluarga yang berasal dari Nganjuk Jawa Timur, terlantar di Kota Pekalongan selama tiga hari. Tiga diantaranya adalah anak anak dan seorang bayi yang baru berusia sekitar sebulan.  Mereka adalah pasangan suami istri Wahyudi 55 dan Siti Julaikha 50 bersama sanak kerabatnya.  Beruntung saat beristirahat di Masjid Jami Kauman Jumat (9/3), sejumlah jamaah terketuk hatinya dan mengulurkan tangan bagi  pemulangan mereka ke kampung halamanya.

Wahyudi mengaku terlunta-lunta setelah hendak  mengantarkan putrinya yang akan bekerja di luar negeri melalui Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) PT Cipta Abadi Subang, Jawa Barat. PJTKI itu membuka cabang di Nganjuk.  Sebagai biaya administrasinya, Wahyudi mengaku sudah membayar sebesar Rp 3 juta. “Namun, ketika sampai di sana ternyata kantor PJTKI itu hanya akal-akalan saja.Padahal kami sudah habis-habisan mengumpulkan uang agar anak saya bisa berangkat,” terangnya.

Setelah kehabisan bekal, keluarga itupun terlunta-lunta beberapa hari hingga akhirnya sampai di Kota Pekalongan. Namun rupanya itu bukan akhir dari ‘derita’ mereka. Meski sudah mengantongi surat dari Dinas Sosial, Tenaga kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) setempat namun keinginan mereka agar bisa pulang ke Nganjuk tak semudah yang dibayangkan. “Saya sudah kesana kemari mencari bantuan dengan surat itu tapi hasilnya nihil. Hingga akhirnya surat pengantar itu saya sobek-sobek saking putus asanya,” ujarnya. Apalagi mereka justru dicurigai sebagai kelompok orang yang berniat menipu dengan menjual ‘kesengsaraan’.

Beruntung, saat melepas lelah di serambi Masjid Jami’ Kauman, sejumlah jamaah yang hendak sholat Shubuh terketuk hatinya. Salah seorang jamaah, Supriyadi SH lalu berinisiatif mengumpulkan uang dari jamaah untuk  bekal  pulang mereka. “Selain itu saya juga meminta bantuan kepala terminal agar mencarikan bus yang bisa membawa keluarga ini pulang, Alhamdullilah, akhirnya ada bus yang bersedia, ” tutur Supriyadi yang juga Kabag Humas Kota Pekalongan itu.

Terkait maraknya orang-orang yang berpura-pura terlantar untuk mendapatkan belas kasihan dari warga, Supriyadi berharap agar sesama umat berprasangka baik saja. “Jika niat kita baik untuk menolong sesama, Insya Allah akan dicatat sebagai amal baik,” tandasnya lagi. Selain itu ia juga menghimbau kepada warga jika bekerja di luar negeri agar teliti dan berhati-hati dalam memilih PJTKI. 

Sementara itu, sejak pemerintah memberlakukan moratorium TKI,  hingga saat ini  Pemkot Pekalongan sudah mengirim 17 TKI sektor formal ke luar negeri. Sesuai data dari Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi menyebutkan, sejak awal tahun 2012 hingga bulan Maret ini sudah ada 17 orang TKI yang berangkat di luar negeri. Rincianya, 7 orang ke Malaysia, 5 orang ke Thailan serta 5 orang lainya ke Uni Emirat Arab.

Kepala bidang Penempatan Tenaga kerja Dinsosnakertrans Kota Pekalongan Mas Pujantoro  mengatakan sejak awal tahun ini pihaknya baru memfasilitasi pembuatan 17 rekom paspor TKI yang seluruhnya adalah perempuan. Sementara untuk jumlah PJTKI selama tahun 2011 masih belum bertambah. Yakni tetep 11 perusahaan dan untuk memantaunya perkembangan PJTKI pihaknya akan melakukan pemanataun tiap tiga bulan sekali.(dik)