Selasa, 10 April 2012

Bronjong Jebol, Ratusan Hektar Sawah Tergenang

MUSIBAH – Kasdim Batang mengecek lokasi musibah banjir bandang di Wonotunggal. (didik)
BATANG – Hujan deras semalaman membuat  Bronjong penahan tebing saluran irigasi Kramat sepanjang 200 meter di Sungai Kupang, Desa Kedung Malang Kecamatan Wonotunggal jebol. Sehingga ratusan hektar areal persawahan di wilayah Kecamatan Wonotunggal tergenang air. Padahal, sebagian pesawahan itu dalam kondisi siap panen. “Petani merugi ratusan juta. Sebagian terpaksa dipanen lebih awal agar tak terlalu merugi,” ucap Kades Kedungmalang, Amat Romli, Senin siang.
Amat Romli menyebut, malam itu Sungai Kupang meluap. Sehingga bangunan penyangga pipa air bersih roboh. Begitu juga Plengseng tebing penyangga jembatan air bersih itu. Paling parah lagi, bronjong penahan sepanjang 200 an meter hancur terbawa arus sunagai. Begitu juga bangunan mercu bendung Saluran Sekung yang terhanyut terbawa air bah. Padahal, bangunan mercu sepanjang 100 meter itu baru rampung dibuat pada September 2010 lalu. Bangunan senilai Rp 235 juta itu lenyap terbawa banjir.  “Kejadian ini segera kami laporkan Bupati siang ini,” imbuh Camat Wonotunggal  Rahmat NF.
Bronjong penahan saluran irigasi Kramat itu selama ini mampu menahan saluran dari longsoran. Sekaligus berfungsi mengairi ratusan hektar  persawahan. Akibat hancurnya bronjong, kerugian ditaksir Rp 25 juta. Sedangkan jembatan penyangga pipa air bersih itu sangat fital bagi masyarakat Desa Kedungmalang karena menjadi sumber air bersih untuk 60 persen warga. Dulu,  bangunan itu dibuat lewat dana PPIP tahun 2008 senilai Rp 250 juta. Akibat hancurnya jembatan penyangga itu, saat ini sebagian warga terancam kekurangan air bersih. Sedangkan plengseng penyangga jembatan merupakan bangunan baru yang baru dirampungkan Agustus 2010 senilai Rp 26,3 juta. 
Sementara, Kasdim Batang Mayor ARM Sugiharto bersama Danramil Wonotunggal Letda Inf Abdul Mutholib serta sejumlah anggotanya terjun langsung ke lokasi untuk melihat kondisi. “Kalau Pemkab sudah menyiapkan materialnya yang dibutuhkan, kami dari TNI siap membantu melakukan perbaikan fasilitas yang hancur,” kata Kasdim Sugiharto sambil melihat sisa bronjong yang hancur.
Saat ini, aliran Sungai Kupang sangat keruh dan cokelat. Warga diminta waspada, terutama para penambang pasir, sebab air bah bisa kembali datang jika daerah atas hujan deras. Senada, Kepala Kesbangtiblinmas Drs Murdiono mengaku sedang mendata jumlah kerugian. “Nanti kita laporkan ke Propinsi Jateng untuk penanganan selanjutnya,” imbuh Murdiono.
Disisi lain, musibah banjir bandang itu juga membawa keuntungan bagi sebagian warga. Sebab, warga menemukan kayu-kayu hutan yang terhayut air sungai Kupang. Puluhan warga pada Minggu siang masih memotong kayu-kayu yang melintang di tengah sungai.” Jika dijual, harganya lumayan tinggi,” kata Bardi, warga setempat. Selain itu, dipinggiran sungai juga banyak kiriman pasir yang terhanyut dari daerah atas. Puluhan warga tampak semangat mengumpulkan pasir sungai untuk dijual.  (dik) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar